backup og meta

Ciri-Ciri Retardasi Mental pada Anak dan Penanganannya

Ciri-Ciri Retardasi Mental pada Anak dan Penanganannya

Sebagai orangtua, penting bagi Anda untuk selalu mengawasi tumbuh kembang anak. Pasalnya, anak yang sehat perlu memenuhi standar perkembangan agar bisa tumbuh secara optimal, termasuk dalam hal perkembangan kemampuan mental. Jika anak menunjukkan adanya gangguan perkembangan mental, ini bisa menandakan retardasi mental pada anak.

Agar lebih jelas, ketahui selengkapnya terkait retardasi mental pada anak di bawah ini.  

Apa itu retardasi mental pada anak?

Retardasi mental atau keterbelakangan mental pada anak, yang sekarang lebih sering disebut disabilitas intelektual, adalah gangguan perkembangan anak yang ditandai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan gangguan perilaku adaptif.

Kemampuan intelektual yang terhambat dapat berupa kemampuan pemecahan masalah, penalaran, atau pembelajaran.

Sementara itu, gangguan perilaku adaptif meliputi ketidakmampuan dalam berkomunikasi, beradaptasi dengan lingkungan, dan menjalani kehidupan sehari-hari secara mandiri.

Namun, kondisi ini harus muncul sebelum usia 18 tahun untuk bisa dinyatakan sebagai gejala disabilitas intelektual.

Penyebab retardasi mental dapat berasal dari berbagai faktor yang memengaruhi perkembangan otak sebelum, selama, atau setelah kelahiran, di antaranya sebagai berikut. 

  • Faktor genetik, seperti mutasi genetik dan kelainan kromosom.
  • Faktor lingkungan, misal paparan zat berbahaya dan infeksi selama hamil dan setelah kelahiran.
  • Komplikasi saat kelahiran, seperti asfiksia perinatal, trauma kepala, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah (BBLR).
  • Faktor nutrisi, seperti malnutrisi selama masa kehamilan atau awal kehidupan anak.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Melansir data dari Cleveland Clinic, disabilitas intelektual memengaruhi sekitar 1—3% populasi secara global. Kondisi ini juga diketahui lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.

Gejala retardasi mental pada anak

olahraga autisme

Seperti yang telah dijelaskan di atas, retardasi mental pada anak ditandai oleh keterbatasan yang parah dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif.

Umumnya, gejala atau ciri-ciri anak yang mengalami retardasi mental adalah sebagai berikut.

  • Keterlambatan perkembangan. Sebagai ciri fisik anak dengan retardasi mental, ia mungkin mengalami keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan, seperti duduk, berjalan, atau berbicara dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
  • Kesulitan belajar. Anak mungkin menghadapi tantangan dalam mempelajari keterampilan dasar, seperti membaca, menulis, atau berhitung, serta kesulitan memahami konsep abstrak.
  • Masalah perilaku adaptif. Kesulitan dalam berinteraksi sosial, komunikasi, dan keterampilan hidup sehari-hari, seperti berpakaian, makan, atau menjaga kebersihan diri.
  • Gangguan perhatian dan memori. Kesulitan dalam memusatkan perhatian, mengingat informasi, atau mengikuti instruksi yang kompleks.
  • Masalah emosional dan perilaku. Beberapa anak mungkin menunjukkan tanda-tanda kecemasan, depresi, atau perilaku impulsif dan agresif.

Namun, penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala ini dapat berbeda pada setiap anak, tergantung dari tingkat keparahan dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Jika Anda mencurigai anak mengalami gejala-gejala tersebut, konsultasikan kepada tenaga medis untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Pengobatan retardasi mental pada anak

terapi perilaku anak autis

Retardasi mental pada anak memerlukan langkah penanganan yang menyeluruh untuk mendukung perkembangan anak secara optimal.

Langkah-langkah tersebut meliputi berikut ini.

1. Program pendidikan

Program pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhannya dapat membantu anak mengembangkan keterampilan akademik dan sosial.

Langkah ini melibatkan penggunaan metode pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar anak dan menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka.

2. Terapi perilaku

Terapi perilaku untuk anak dengan retardasi mental mengajarkan keterampilan beradaptasi dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.

Pada kondisi ini, terapi perilaku dapat berupa teknik penguatan positif dan latihan untuk mengubah perilaku anak.

3. Terapi okupasi dan fisik

Terapi okupasi bisa membantu anak mengembangkan keterampilan motorik halus dan aktivitas sehari-hari, sedangkan terapi fisik fokus pada peningkatan keterampilan motorik kasar dan koordinasi.

Keduanya penting untuk meningkatkan kemandirian anak dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

4. Terapi wicara

Terapi wicara bertujuan untuk membantu anak mengatasi kesulitan dalam komunikasi verbal dan nonverbal yang penting untuk melakukan interaksi sosial dan pembelajaran.

Langkah ini melibatkan latihan untuk meningkatkan artikulasi, pemahaman bahasa, dan keterampilan komunikasi lainnya.

5. Dukungan keluarga

Pendidikan dan dukungan bagi keluarga sangat penting untuk membantu mereka memahami kebutuhan anak dan memberikan lingkungan yang mendukung di rumah.

Program pelatihan orangtua dapat meningkatkan keterampilan pengasuhan dan memperkuat hubungan keluarga antara orangtua dan anak yang mengalami retardasi mental.

6. Pengobatan medis

Jika anak memiliki kondisi medis atau gangguan perilaku terkait, pengobatan medis yang tepat mungkin diperlukan.

Pengobatan bisa berupa penggunaan obat-obatan untuk mengatasi gejala tertentu, seperti kecemasan atau hiperaktivitas, di bawah pengawasan dokter.

Langkah-langkah penanganan untuk gangguan perkembangan ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.

Maka dari itu, diperlukan kerja sama antara tenaga medis, pendidik, dan keluarga, untuk mendukung perkembangan dan kualitas hidup anak dengan gangguan perkembangan ini.

Kesimpulan

  • Retardasi mental pada anak ditandai dengan keterbatasan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif, seperti kesulitan belajar, komunikasi, serta keterampilan hidup sehari-hari.
  • Penanganan kondisi ini melibatkan berbagai terapi, seperti pendidikan khusus, terapi perilaku, terapi okupasi, dan dukungan keluarga, yang bertujuan membantu anak mencapai perkembangan optimal.
  • Pengobatan medis juga mungkin diperlukan jika ada kondisi terkait yang memengaruhi perilaku atau kesehatan fisik anak.
  • Oleh karena itu, deteksi dini dan konsultasi kepada tenaga medis sangat penting untuk menentukan langkah perawatan yang sesuai.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Intellectual Disability. (N.d.). Retrieved 23 January 2025, from https://www.psychiatry.org/File%20Library/Psychiatrists/Practice/DSM/APA_DSM-5-Intellectual-Disability.pdf

What are treatments for intellectual and developmental disabilities (IDDs)? (n.d.). Retrieved 23 January 2025, from https://www.nichd.nih.gov/health/topics/idds/conditioninfo/treatment

Intellectual Disability: Supporting Strengths & Adapting to Challenges. (2024). Retrieved 23 January 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/25015-intellectual-disability-id

professional, C. C. medical. (2024). DSM-5: What It Is & What It Diagnoses. Retrieved 23 January 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24291-diagnostic-and-statistical-manual-dsm-5

University, T. A. K. (n.d.). Mental Retardation. Retrieved 23 January 2025, from https://hospitals.aku.edu/pakistan/diseases-and-conditions/Pages/mental-retardation.aspx

Aacap. (n.d.). Retrieved 23 January 2025, from https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Children-with-an-Intellectual-Disability-023.aspx

Sri Endriyani, & Yunike. (2017). Having Children with Mental Retardation. Zenodo (CERN European Organization for Nuclear Research). https://doi.org/10.11591/ijphs.v6iv.10779

Mental retardation. (N.d.). Retrieved 23 January 2025, from https://sjri.res.in/admin/images/resources_uploads/Mental%20Retardation.pdf

National Research Council (US) Committee on Disability Determination for Mental Retardation. (1970). Introduction. Retrieved 23 January 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK207540/

Intellectual disability. (N.d.). Retrieved 23 January 2025, from https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/330254/WH-1995-Sep-Oct-p18-19-eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Intellectual disability. (N.d.). Retrieved 23 January 2025, from https://applications.emro.who.int/docs/EMRPUB_leaflet_2019_mnh_221_en.pdf

Patel, D. R., Cabral, M. D., Ho, A., & Merrick, J. (2020). A clinical primer on intellectual disability. Translational pediatrics9(Suppl 1), S23–S35. https://doi.org/10.21037/tp.2020.02.02

Lee, K. (2023). Intellectual Disability. Retrieved 23 January 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547654/

Versi Terbaru

03/02/2025

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Memahami Tahap Perkembangan Psikologi Anak

7 Jenis Gangguan Mental pada Anak dan Tandanya yang Umum Terjadi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Kesehatan anak · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 7 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan