Sebagai orangtua, penting bagi Anda untuk selalu mengawasi tumbuh kembang anak. Pasalnya, anak yang sehat perlu memenuhi standar perkembangan agar bisa tumbuh secara optimal, termasuk dalam hal perkembangan kemampuan mental. Jika anak menunjukkan adanya gangguan perkembangan mental, ini bisa menandakan retardasi mental pada anak.
Agar lebih jelas, ketahui selengkapnya terkait retardasi mental pada anak di bawah ini.
Apa itu retardasi mental pada anak?
Retardasi mental atau keterbelakangan mental pada anak, yang sekarang lebih sering disebut disabilitas intelektual, adalah gangguan perkembangan anak yang ditandai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan gangguan perilaku adaptif.
Kemampuan intelektual yang terhambat dapat berupa kemampuan pemecahan masalah, penalaran, atau pembelajaran.
Sementara itu, gangguan perilaku adaptif meliputi ketidakmampuan dalam berkomunikasi, beradaptasi dengan lingkungan, dan menjalani kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Namun, kondisi ini harus muncul sebelum usia 18 tahun untuk bisa dinyatakan sebagai gejala disabilitas intelektual.
Penyebab retardasi mental dapat berasal dari berbagai faktor yang memengaruhi perkembangan otak sebelum, selama, atau setelah kelahiran, di antaranya sebagai berikut.
- Faktor genetik, seperti mutasi genetik dan kelainan kromosom.
- Faktor lingkungan, misal paparan zat berbahaya dan infeksi selama hamil dan setelah kelahiran.
- Komplikasi saat kelahiran, seperti asfiksia perinatal, trauma kepala, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah (BBLR).
- Faktor nutrisi, seperti malnutrisi selama masa kehamilan atau awal kehidupan anak.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Gejala retardasi mental pada anak
Seperti yang telah dijelaskan di atas, retardasi mental pada anak ditandai oleh keterbatasan yang parah dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif.
Umumnya, gejala atau ciri-ciri anak yang mengalami retardasi mental adalah sebagai berikut.
[embed-health-tool-vaccination-tool]